Dua ini adalah salah satu doa yang sudah masyhur. Allâmah al-Majlisi ra
berkata, “Doa ini adalah doa yang terbaik. Doa ini adalah doa Nabi Khidhir as.
Amirul Mukminin as telah menganjarkannya kepada Kumail, salah seorang sahabat
khusus beliau. Doa ini dibaca pada malam nishfu Sya’ban dan malam Jumat.
Doa ini sangat bermanfaat untuk menolak kejahatan musuh, membuka pintu rizki,
dan mengampuni dosa”. Syeikh Thûsî dan Sayid Ibnu Thâwûs ra juga telah menukil
doa ini. Aku menukil doa tersebut (di sini) dari kitab Mishbâhul
Mutahajjid. Doa itu adalah sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ، وَ بِقُوَّتِكَ
الَّتِيْ قَهَرْتَ بِهَا كُلَّ شَيْءٍ، وَ خَضَعَ لَهَا
Ya Allah, aku
bermohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, dengan
kekuatan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu, kepadanya tunduk
كُلُّ
شَيْءٍ، وَ ذَلَّ لَهَا كُلُّ شَيْءٍ، وَ بِجَبَرُوْتِكَ الَّتِيْ غَلَبْتَ
بِهَا كُلَّ شَيْءٍ، وَ بِعِزَّتِكَ الَّتِيْ لاَ يَقُوْمُ لَهَا
segala sesuatu
dan terhadapnya merasa hina segala sesuatu, dengan keagungan-Mu yang dengannya
Engkau kalahkan segala sesuatu, dengan kemuliaan-Mu yang segala sesuatu tidak
dapat melawannya,
شَيْءٌ،
وَ بِعَظَمَتِكَ الَّتِيْ مَلأَتْ كُلَّ شَيْءٍ، وَ بِسُلْطَانِكَ الَّذِيْ عَلاَ
كُلَّ شَيْءٍ، وَ بِوَجْهِكَ الْبَاقِيْ بَعْدَ فَنَاءِ
dengan
kebesaran-Mu yang memenuhi segala sesuatu, dengan kerajaan-Mu yang lebih tinggi
dari sesuatu, dengan Dzat-Mu yang kekal setelah sirnanya
كُلِّ
شَيْءٍ، وَ بِأَسْمَائِكَ الَّتِي مَلأَتْ أَرْكَانَ كُلِّ شَيْءٍ، وَ
بِعِلْمِكَ الَّذِيْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ، وَ بِنُوْرِ وَجْهِكَ
segala sesuatu, dengan asmâ-Mu yang memenuhi tonggak
segala sesuatu, dengan ilmu-Mu yang mencakup segala sesuatu, dan dengan cahaya
Dzat-Mu
الَّذِي
أَضَاءَ لَهُ كُلُّ شَيْءٍ. يَا نُوْرُ يَا قُدُّوْسُ، يَا أَوَّلَ اْلاَوَّلِيْنَ
وَ يَا آخِرَ اْلاَخِرِينَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ
yang menyinari segala sesuatu. Wahai Nur, wahai Yang Maha
Suci, wahai Yang Awal dari segala yang awal dan wahai Yang Akhir dari segala
yang akhir. Ya Allah, ampunilah
الذُّنُوْبَ
الَّتِي تَهْتِكُ الْعِصَمَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِي
تُنْزِلُ النِّقَمَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِي تُغَيِّرُ
dosa-dosaku yang dapat merobek-robek tirai penjagaan(ku).
Ya Allah, ampinilah dosa-dosaku yang dapat menyebabkan turunnya siksa. Ya
Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat merusak
النِّعَمَ،
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِي تَحْبِسُ الدُّعَاءَ، اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِي تُنْزِلُ الْبَلاَءَ، اَللَّهُمَّ
nikmat. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat
merintangi doa. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat menurunkan
malapetaka. Ya Allah,
اغْفِرْ
لِي كُلَّ ذَنْبٍ أَذْنَبْتُهُ، وَ كُلَّ خَطِيئَةٍ أَخْطَأْتُهَا، اَللَّهُمَّ
إِنِّي أَتَقَرَّبُ إِلَيْكَ بِذِكْرِكَ، وَ أَسْتَشْفِعُ بِكَ إِلَى
ampunilah segala dosa yang pernah kulakukan dan setiap
kesalahan yang pernah kukerjakan. Ya Allah, aku mendekatkan diri kepada-Mu
dengan mengingat-Mu, aku memohon pertolongan kepada-Mu (untuk menuju)
نَفْسِكَ،
وَ أَسْأَلُكَ بِجُوْدِكَ أَنْ تُدْنِيَنِيْ مِنْ قُرْبِكَ، وَ أَنْ تُوْزِعَنِيْ
شُكْرَكَ، وَ أَنْ تُلْهِمَنِيْ ذِكْرَكَ، اَللَّهُمَّ
ke haribaan-Mu, aku memohon kepada-Mu dengan kemurahan-Mu
agar Kau dekatkan daku ke haribaan-Mu, mengajarkanku untuk bersyukur kepada-Mu
dan membimbingku untuk selalu mengingat-Mu. Ya Allah,
إِنِّي
أَسْأَلُكَ سُؤَالَ خَاضِعٍ مُتَذَلِّلٍ خَاشِعٍ أَنْ تُسَامِحَنِيْ وَ
تَرْحَمَنِيْ وَ تَجْعَلَنِيْ بِقِسْمِكَ رَاضِيًا قَانِعًا، وَ
aku memohon kepada-Mu laksana permohonan seorang hamba
yang rendah diri, hina dan penuh kekhusyukan agar Engkau memaafkan dan
mengasihiku serta menjadikanku rela nan puas dengan pemberian-Mu dan rendah
hati
فِي
جَمِيعِ اْلاَحْوَالِ مُتَوَاضِعًا، اَللَّهُمَّ وَ أَسْأَلُكَ سُؤَالَ مَنِ
اشْتَدَّتْ فَاقَتُهُ، وَ أَنْزَلَ بِكَ عِنْدَ الشَّدَائِدِ
dalam setiap kondisi. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu
laksana permohonan orang yang telah terdesak oleh kesulitannya, yang hanya
memohon hajat kepada-Mu ketika ia ditimpa kesulitan
حَاجَتَهُ،
وَ عَظُمَ فِيْمَا عِنْدَكَ رَغْبَتُهُ، اَللَّهُمَّ عَظُمَ سُلْطَانُكَ وَ عَلاَ
مَكَانُكَ وَ خَفِيَ مَكْرُكَ وَ ظَهَرَ أَمْرُكَ
dan yang besar dambaannya untuk meraih apa yang ada di
sisi-Mu. Ya Allah, maha agung kerajaan-Mu, maham tinggi kedudukan-Mu, selalu
tersembunyi rencanan-Mu, selalu tampak segala titah-Mu,
وَ
غَلَبَ قَهْرُكَ وَ جَرَتْ قُدْرَتُكَ، وَ لاَ يُمْكِنُ الْفِرَارُ مِنْ
حُكُومَتِكَ، اَللَّهُمَّ لاَ أَجِدُ لِذُنُوْبِيْ غَافِرًا، وَ لاَ
selalu menang kekuatan-Mu, selalu mendominasi
kekuasaan-Mu dan tidak mungkin untuk lari dari (cengkraman) kekuasaan-Mu. Ya
Allah, tidak ketemukan pengampun bagi dosa-dosakku, tidak pula
لِقَبَائِحِيْ
سَاتِرًا، وَ لاَ لِشَيْءٍ مِنْ عَمَلِيَ الْقَبِيْحِ بِالْحَسَنِ مُبَدِّلاَ
غَيْرَكَ، لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ، سُبْحَانَكَ وَ
penutup bagi semua keburukanku dan tidak juga perubah
kelakuanku yang buruk menjadi perbuatan baik melainkan Engkau. Tiada Tuhan
selain Engkau, Maha Suci Engkau dan
بِحَمْدِكَ،
ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَ تَجَرَّأْتُ بِجَهْلِيْ وَ سَكَنْتُ إِلَى قَدِيمِ ذِكْرِكَ
لِيْ وَ مَنِّكَ عَلَيَّ، اَللَّهُمَّ مَوْلاَيَ كَمْ
dengan segala puji kepada-Mu, aku telah menganiaya
diriku, aku telah berani melanggar karena kebodohanku dan (meskipun demikian),
aku masih merasa tenang karena Engkau masih selalu mengingatku dan melimpahkan
karunia-Mu atas diriku. Ya Allah, Maulâku, betapa banyak
مِنْ
قَبِيْحٍ سَتَرْتَهُ، وَ كَمْ مِنْ فَادِحٍ مِنَ الْبَلاَءِ أَقَلْتَهُ (أَمَلْتَهُ)،
وَ كَمْ مِنْ عِثَارٍ وَقَيْتَهُ، وَ كَمْ مِنْ مَكْرُوهٍ
keburukan(ku) yang telah Kau tutupi, betapa banyak
malapetaka dahsyat yang telah Kau hindarkan, betapa banyak ketergelinciran
(dosa) yang telah Kau jaga (dariku), betapa banyak malapetaka yang telah
دَفَعْتَهُ،
وَ كَمْ مِنْ ثَنَاءٍ جَمِيْلٍ لَسْتُ أَهْلاً لَهُ نَشَرْتَهُ، اَللَّهُمَّ
عَظُمَ بَلاَئِيْ، وَ أَفْرَطَ بِيْ سُوْءُ حَالِيْ، وَ
Kau gagalkan, dan betapa banyak pujian baik yang tak
layak bagiku Kau anugrahkan. Ya Allah, besar sudah bencanaku, berlebihan sudah
keburukan keadaanku,
قَصُرَتْ
(قَصَّرَتْ) بِيْ أَعْمَالِيْ، وَ قَعَدَتْ بِيْ أَغْلاَلِيْ، وَ حَبَسَنِيْ عَنْ
نَفْعِيْ بُعْدُ أَمَلِيْ (آمَالِيْ)، وَ
sedikit sekali amal-amalku, membebaniku belenggu-belenggu
(dosa)ku, angan-angan panjang (duniawi) telah menahan segala keuntungan dariku
dan
خَدَعَتْنِي
الدُّنْيَا بِغُرُورِهَا وَ نَفْسِيْ بِجِنَايَتِهَا (بِخِيَانَتِهَا) وَ مِطَالِيْ، يَا سَيِّدِيْ فَأَسْأَلُكَ
بِعِزَّتِكَ أَنْ لاَ
dunia telah memperdayaku dengan tipuannya, hawa nafsuku
dengan tindak penentangannya dan kelalaianku (untuk bertobat). Wahai Tuanku,
kumohon kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu agar
يَحْجُبَ
عَنْكَ دُعَائِيْ سُوْءُ عَمَلِيْ وَ فِعَالِيْ، وَ لاَ تَفْضَحْنِي بِخَفِيِّ مَا
اطَّلَعْتَ عَلَيْهِ مِنْ سِرِّيْ، وَ لاَ
kejelekan amal dan perilakuku tidak merintangi doaku
dari-Mu, jangan Kau permalukan aku karena rahasia-rahasiaku yang hanya
diketahui oleh-Mu dan jangan
تُعَاجِلْنِيْ
بِالْعُقُوْبَةِ عَلَى مَا عَمِلْتُهُ فِي خَلَوَاتِيْ، مِنْ سُوْءِ فِعْلِيْ وَ
إِسَاءَتِيْ، وَ دَوَامِ تَفْرِيْطِيْ وَ جَهَالَتِيْ،
Kau segerakan siksaan karena semua yang kukerjakan dalam
kesendirianku, dari buruknya perbuatan dan kejahatanku, keterus-menerusanku
dalam kealpaan (dosa) dan kebodohan
وَ
كَثْرَةِ شَهَوَاتِيْ وَ غَفْلَتِي، وَ كُنِ اَللَّهُمَّ بِعِزَّتِكَ لِيْ فِيْ
كُلِّ الأَحْوَالِ (فِي الأَحْوَالِ كُلِّهَا) رَؤُوْفًا، وَ
serta banyaknya nafsu dan kelalaianku. Ya Allah, dengan
kemuliaan-Mu, sayangilah aku dalam segala suasana dan
عَلَيَّ
فِيْ جَمِيْعِ الأُمُوْرِ عَطُوْفًا، إِلَهِيْ وَ رَبِّيْ، مَنْ لِيْ غَيْرُكَ
أَسْأَلُهُ كَشْفَ ضُرِّيْ وَ النَّظَرَ فِيْ
kasihilah aku dalam segala urusan. Ilâhî, Rabbî, siapa lagi bagiku selain Engkau yang dapat kumohon
agar menguraikan jeratan tali deritaku dan memperhatikan
أَمْرِيْ،
إِلَهِيْ وَ مَوْلاَيَ، أَجْرَيْتَ عَلَيَّ حُكْمًا اتَّبَعْتُ فِيْهِ هَوَى
نَفْسِيْ، وَ لَمْ أَحْتَرِسْ فِيْهِ مِنْ تَزْيِيْنِ
urusanku. Ilâhî, Maulâku, Engkau telah menentukan sebuah
hukum dan perintah terhadapku yang aku lebih mementingkan hawa nafsuku darinya,
dan berkenaan dengannya, aku tidak bertindak waspada terhadap tipuan
عَدُوِّي،
فَغَرَّنِيْ بِمَا أَهْوَى وَ أَسْعَدَهُ عَلَى ذَلِكَ الْقَضَاءُ فَتَجَاوَزْتُ
بِمَا جَرَى عَلَيَّ مِنْ ذَلِكَ بَعْضَ (مِنْ
musuhku (hawa nafsu dan setan), lalu ia membujukku dengan
hal-hal yang menggiurkan dan ketentuan (langit pun) menolongnya dalam hal ini
sehingga aku berani melanggar sebagian ketentuan-ketentuan yang Kau tetapkan
bagiku
نَقْضِ)
حُدُودِكَ، وَ خَالَفْتُ بَعْضَ أَوَامِرِكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ (الْحُجَّةُ)
عَلَيَّ فِي جَمِيْعِ ذَلِكَ، وَ لاَ حُجَّةَ لِيْ
dan menentang sebagian perintah-perintah-Mu. Maka, dalam
semua (kelakuanku) itu Engkau memiliki dalih (untuk menjatuhkan hukuman)
atasku, dan tiada alasan (lagi) bagiku
فِيْمَا
جَرَى عَلَيَّ فِيْهِ قَضَاؤُكَ وَ أَلْزَمَنِيْ حُكْمُكَ وَ بَلاَؤُكَ، وَ قَدْ أَتَيْتُكَ
يَا إِلَهِيْ بَعْدَ تَقْصِيْرِي وَ
(menolak) ketentuan (hukuman)-Mu atasku, dan (begitu
juga) hukum dan bencana-Mu yang harus menimpaku. Kini aku datang menghadap-Mu,
ya Ilâhî, setelah semuau kecerobohan dan
إِسْرَافِيْ
عَلَى نَفْسِيْ مُعْتَذِرًا نَادِمًا، مُنْكَسِرًا مُسْتَقِيْلاً، مُسْتَغْفِرًا
مُنِيْبًا، مُقِرًّا مُذْعِنًا مُعْتَرِفًا، لاَ أَجِدُ
kezalimanku atas diriku memohon maaf, mengungkapkan
penyesalan, dengan hati luluh, merasa jera, mengharap ampunan, bertobat,
mengakui (kelalaian), menyadari (kecerobohan dan) menginsafi (kesalahan). Tiada
kutemui
مَفَرًّا
مِمَّا كَانَ مِنِّيْ وَ لاَ مَفْزَعًا أَتَوَجَّهُ إِلَيْهِ فِيْ أَمْرِيْ غَيْرَ
قَبُوْلِكَ عُذْرِيْ وَ إِدْخَالِكَ إِيَّايَ فِي سَعَةِ
tempat melarikan diri dari dosa-dosa yang telah kulakukan
dan tiada pula tempat berlindung agar kuterlepas dari noda dan beban melainkan
Kau kabulkan permohonan ampunanku dan memasukkan daku dalam lautan
(سَعَةٍ مِنْ) رَحْمَتِكَ، اَللَّهُمَّ (إِلَهِيْ) فَاقْبَلْ
عُذْرِيْ، وَ ارْحَمْ شِدَّةَ ضُرِّيْ، وَ فُكَّنِيْ مِنْ شَدِّ وَثَاقِيْ، يَا
rahmat-Mu. Ya Allah, terimalah alasan (pengakuan)ku ini,
kasihanilah beratnya kepedihaanku dan bebaskanlah daku dari jeratan belengguku.
Ya
رَبِّ
ارْحَمْ ضَعْفَ بَدَنِيْ، وَ رِقَّةَ جِلْدِيْ، وَ دِقَّةَ عَظْمِيْ، يَا مَنْ
بَدَأَ خَلْقِيْ وَ ذِكْرِيْ وَ تَرْبِيَتِيْ وَ بِرِّيْ
Rabbî, kashanilah kelemahan tubuhku, kelembutan kulitku
dan kerapuhan tulangku. Wahai Dzat yang mula-mula menciptakanku, menyebut dan
mendidikku, memperlakukanku dengan baik
وَ
تَغْذِيَتِي، هَبْنِيْ ِلابْتِدَاءِ كَرَمِكَ وَ سَالِفِ بِرِّكَ بِيْ، يَا إِلَهِيْ
وَ سَيِّدِيْ وَ رَبِّيْ، أَ تُرَاكَ مُعَذِّبِيْ بِنَارِكَ
dan memberiku kehidupan, berikanlah kepadaku (anugrah-Mu)
karena karunia-Mu yang terdahulu dan perbuatan baik-Mu terhadapku yang (telah
Kau lakukan terhadap diriku). Ya Ilâhî, Tuanku dan
Tuhanku, apakah Engkau akan menyiksaku dengan api-Mu
بَعْدَ
تَوْحِيْدِكَ، وَ بَعْدَ مَا انْطَوَى عَلَيْهِ قَلْبِيْ مِنْ مَعْرِفَتِكَ، وَ
لَهِجَ بِهِ لِسَانِيْ مِنْ ذِكْرِكَ، وَ اعْتَقَدَهُ
setelah aku mengesakan-Mu, setelah hatiku tenggelam dalam
ma’rifat-Mu, setelah lidahku bergetar menyebut-Mu, setelah
ضَمِيْرِيْ
مِنْ حُبِّكَ، وَ بَعْدَ صِدْقِ اعْتِرَافِيْ وَ دُعَائِيْ خَاضِعًا لِرُبُوْبِيَّتِكَ،
هَيْهَاتَ أَنْتَ أَكْرَمُ مِنْ أَنْ
hatiku terikat cinta dengan-Mu, dan setelah segala
ketulusan pengakuanku dan dan permohonanku seraya tunduk bersimpuh pada
Rubûbiyah-Mu? Tidak, Engkau terlalu mulia untuk
تُضَيِّعَ
مَنْ رَبَّيْتَهُ، أَوْ تُبْعِدَ (تُبَعِّدَ) مَنْ أَدْنَيْتَهُ، أَوْ تُشَرِّدَ
مَنْ آوَيْتَهُ، أَوْ تُسَلِّمَ إِلَى الْبَلاَءِ مَنْ كَفَيْتَهُ وَ
mencampakkan orang yang telah Kau ayomi, menyisihkan
orang yang telah Kau dekatkan, mengusir orang yang telah Kau naungi, atau
menerjerumsukan ke jurang bencana orang yang telah Kau cukupi dan
رَحِمْتَهُ،
وَ لَيْتَ شِعْرِيْ يَا سَيِّدِيْ وَ إِلَهِيْ وَ مَوْلاَيَ، أَ تُسَلِّطُ
النَّارَ عَلَى وُجُوْهٍ خَرَّتْ لِعَظَمَتِكَ سَاجِدَةً،
rahmati. Aduhai diriku, wahai Tuanku, Ilâhî dan Maulâku.
Apakah Engkau akan melemparkan ke neraka wajah-wajah yang tunduk rebah karena
kebesaran-Mu,
وَ
عَلَى أَلْسُنٍ نَطَقَتْ بِتَوْحِيْدِكَ صَادِقَةً وَ بِشُكْرِكَ مَادِحَةً، وَ
عَلَى قُلُوْبٍ اعْتَرَفَتْ بِإِلَهِيْتِكَ مُحَقِّقَةً، وَ
lidah-lidah yang dengan tulus mengikrarkan keesaan-Mu dan
dengan mensyukuri nikmat-Mu ia memuji(-Mu), kalbu-kalbu yang dengan sepenuh
hati mengakui ketuhanan-Mu,
عَلَى
ضَمَائِرَ حَوَتْ مِنَ الْعِلْمِ بِكَ حَتَّى صَارَتْ خَاشِعَةً، وَ عَلَى
جَوَارِحَ سَعَتْ إِلَى أَوْطَانِ تَعَبُّدِكَ
hati nurani yang dipenuhi dengan pengetahuan tentang-Mu
sehingga ia bergetar ketakutan, dan anggota-anggota tubuh yang telah mematuhi
untuk menjadi hamba-Mu
طَائِعَةً
وَ أَشَارَتْ بِاسْتِغْفَارِكَ مُذْعِنَةً، مَا هَكَذَا الظَّنُّ بِكَ وَ لاَ
أُخْبِرْنَا بِفَضْلِكَ عَنْكَ، يَا كَرِيمُ يَا رَبِّ وَ
dan dengan merendah ia memohon ampunan-Mu? Tidak
sedemikian itu dugaan (kami) pada-Mu, dan juga tidak demikian kami
diberitahukan tentang kemuliaan-Mu, wahai Dzat Yang Mulia, ya Tuhanku.
أَنْتَ
تَعْلَمُ ضَعْفِيْ عَنْ قَلِيْلٍ مِنْ بَلاَءِ الدُّنْيَا وَ عُقُوبَاتِهَا وَ مَا
يَجْرِيْ فِيْهَا مِنَ الْمَكَارِهِ عَلَى أَهْلِهَا، عَلَى
Engkau mengetahui kelemahanku (untuk menanggung)
malapetaka dunia dan siksa-siksanya serta kesusahan-kesusahan yang menimpa para
penghuninya, padahal semua
أَنَّ
ذَلِكَ بَلاَءٌ وَ مَكْرُوهٌ قَلِيْلٌ مَكْثُهُ، يَسِيْرٌ بَقَاؤُهُ، قَصِيْرٌ
مُدَّتُهُ، فَكَيْفَ احْتِمَالِيْ لِبَلاَءِ الاَخِرَةِ وَ جَلِيْلِ
malapetaka dan kesusahan itu singkat zamannya, sebentar
lalunya, dan pendek masanya. Maka, apakah mungkin aku sanggup menanggung bencana
akhirat
(حُلُوْلِ) وُقُوْعِ الْمَكَارِهِ فِيهَا، وَ هُوَ بَلاَءٌ تَطُوْلُ
مُدَّتُهُ، وَ يَدُوْمُ مَقَامُهُ، وَ لاَ يُخَفَّفُ عَنْ أَهْلِهِ ِلاَنَّهُ لاَ
dan siksaan-siksaan yang dahsyat di sana? Sedangkan semua
itu adalah bencana yang panjang masanya dan kekal, serta tidak akan diringankan
bagi orang-orang yang berhak mendapatkannya, sebab semua itu
يَكُوْنُ
إِلاَ عَنْ غَضَبِكَ وَ انْتِقَامِكَ وَ سَخَطِكَ، وَ هَذَا مَا لاَ تَقُوْمُ لَهُ
السَّمَاوَاتُ وَ اْلأَرْضُ، يَا سَيِّدِيْ
terjadi karena murka, balasan dan amarah-Mu. Dan inilah
yang tidak dapat ditanggung oleh langit dan bumi. Wahau Tuanku,
فَكَيْفَ
لِيْ (بِيْ) وَ أَنَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيلُ الْحَقِيْرُ الْمِسْكِيْنُ
الْمُسْتَكِيْنُ، يَا إِلَهِيْ وَ رَبِّيْ وَ سَيِّدِيْ وَ
bagaimana dengan diriku? Padahal aku adalah hambu-Mu yang
lemah, rendah, hina, malang dan papa. Ya Ilâhî, Rabbî, Tuanku dan
مَوْلاَيَ،
لأَيِّ الأَمُوْرِ إِلَيْكَ أَشْكُوْ، وَ لِمَا مِنْهَا أَضِجُّ وَ أَبْكِي، لأَلِيْمِ
الْعَذَابِ وَ شِدَّتِهِ أَمْ لِطُوْلِ الْبَلاَءِ وَ
Maulâku, kiranya urusan mana lagi yang dapat kuadukan
kepada-Mu dan untuk urusan manakah aku mesti merintih dan menangis; untuk
perihnya azab dan beratnya siksa, atau untuk lamanya derita dan
مُدَّتِهِ،
فَلَئِنْ صَيَّرْتَنِيْ لِلْعُقُوْبَاتِ مَعَ أَعْدَائِكَ وَ جَمَعْتَ بَيْنِيْ وَ
بَيْنَ أَهْلِ بَلاَئِكَ وَ فَرَّقْتَ بَيْنِيْ وَ بَيْنَ
langgengnya bencana? Sekiranya Engkau siksa aku bersama
para musuh-Mu, Engkau kumpulkan aku bersama para penghuni siksa-Mu dan Engkau
ceraikan aku dari
أَحِبَّائِكَ وَ أَوْلِيَائِكَ،
فَهَبْنِيْ يَا إِلَهِيْ وَ سَيِّدِيْ وَ مَوْلاَيَ وَ رَبِّيْ صَبَرْتُ عَلَى
عَذَابِكَ، فَكَيْفَ أَصْبِرُ
para kekasih-Mu, anggaplah (dalam kondisi seperti ini),
ya Ilâhî, Tuanku, Maulâku dan Rabbi, aku dapat sabar menanggung siksa-Mu, mana
mungkin aku mampu bersabar
عَلَى
فِرَاقِكَ، وَ هَبْنِيْ (يَا إِلَهِيْ) صَبَرْتُ عَلَى حَرِّ نَارِكَ، فَكَيْفَ
أَصْبِرُ عَنِ النَّظَرِ إِلَى كَرَامَتِكَ، أَمْ
berpisah dari-Mu?, dan angaplah aku dapat bersabar
menahan panas api-Mu, mana mungkin aku dapat menutup mata dari memandang
anugrah (ampunan)-Mu? Atau
كَيْفَ أَسْكُنُ فِي
النَّارِ وَ رَجَائِيْ عَفْوُكَ، فَبِعِزَّتِكَ يَا سَيِّدِيْ وَ مَوْلاَيَ
أُقْسِمُ صَادِقًا، لَئِنْ تَرَكْتَنِيْ نَاطِقًا
mana mungkin aku tinggal di neraka padahal harapanku
hanyalah maaf-Mu? Maka, demi kemuliaan-Mu, wahai Tuanku dan Maulâku, aku
bersumpah dengan tulus seandainya Engkau biarkan aku berbicara (di sana),
لأَضِجَّنَّ
إِلَيْكَ بَيْنَ أَهْلِهَا ضَجِيْجَ الآمِلِينَ (الآلِمِينَ)، وَ لأَصْرُخَنَّ
إِلَيْكَ صُرَاخَ الْمُسْتَصْرِخِينَ، وَ
niscaya aku akan merintih di tengah para penghuninya
seperti rintihan mereka yang masih menyimpan harapan, aku akan menjerit di
hadapan-Mu layaknya jeritan mereka yang memohon pertolongan,
لأَبْكِيَنَّ عَلَيْكَ بُكَاءَ الْفَاقِدِينَ،
وَ لأُنَادِيَنَّكَ أَيْنَ كُنْتَ يَا وَلِيَّ الْمُؤْمِنِيْنَ، يَا غَايَةَ
آمَالِ الْعَارِفِيْنَ، يَا غِيَاثَ
aku akan menangis di haribaan-Mu seperti tangisan mereka
yang kehilangan (harapan), dan aku akan menyeru-Mu di manakah Engkau, wahai Pelindung
Mukminin, wahai Puncak Harapan kaum ‘ârif, wahai Lindungan
الْمُسْتَغِيْثِيْنَ،
يَا حَبِيبَ قُلُوبِ الصَّادِقِينَ، وَ يَا إِلَهَ الْعَالَمِينَ، أَ فَتُرَاكَ
سُبْحَانَكَ يَا إِلَهِيْ وَ بِحَمْدِكَ، تَسْمَعُ
kaum yang memohon perlindungan, wahai Kekasih hati
hamba-hamba yang tulus, dan wahai Tuhan semesta alam. Mungkinkah persangkaan
terhadap-Mu, (sedang) Engkau Maha Suci, ya Ilâhî dan demi pujian terhadap-Mu,
kala Engkau mendengar
فِيهَا
صَوْتَ عَبْدٍ مُسْلِمٍ سُجِنَ (يُسْجَنُ) فِيهَا بِمُخَالَفَتِهِ، وَ ذَاقَ
طَعْمَ عَذَابِهَا بِمَعْصِيَتِهِ، وَ حُبِسَ بَيْنَ
suara sorang hamba Muslim yang terkurung di dalam neraka
karena keingkarannya, merasakan siksanya karena kedurhakaannya, ditahan di
antara
أَطْبَاقِهَا
بِجُرْمِهِ وَ جَرِيرَتِهِ، وَ هُوَ يَضِجُّ إِلَيْكَ ضَجِيْجَ مُؤَمِّلٍ
لِرَحْمَتِكَ، وَ يُنَادِيْكَ بِلِسَانِ أَهْلِ تَوْحِيْدِكَ،
lapisan-lapisannya karena dosa dan kezalimannya,
sedangkan ia merintih kepada-Mu seperti rintihan orang yang menharap rahmat-Mu,
menyeru-Mu dengan lidah ahli tauhid-Mu
وَ
يَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِرُبُوْبِيَّتِكَ، يَا مَوْلاَيَ فَكَيْفَ يَبْقَى فِي
الْعَذَابِ وَ هُوَ يَرْجُوْ مَا سَلَفَ مِنْ حِلْمِكَ، أَمْ
dan bertawassul kepada-Mu dengan (perantara) ketuhanan-Mu
(lalu Engkau membiarkannya menderita sendirian)?! Ya Maulâku, bagaimana mungkin
ia kekal dalam siksa sedangkan ia selalu mengharap karunia-Mu yang telah
(terlimpahkan selalu)?
كَيْفَ
تُؤْلِمُهُ النَّارُ وَ هُوَ يَأْمُلُ فَضْلَكَ وَ رَحْمَتَكَ، أَمْ كَيْفَ
يُحْرِقُهُ لَهِيْبُهَا وَ أَنْتَ تَسْمَعُ صَوْتَهُ وَ تَرَى
Bagaimana mungkin api neraka menyakitinya sedangkan ia
selalu mendambakan anugrah dan rahmat-Mu? Mana mungkin jilatannya
menghanguskannya padahal Engkau dengar suaranya dan lihat
مَكَانَهُ،
أَمْ كَيْفَ يَشْتَمِلُ عَلَيْهِ زَفِيْرُهَا وَ أَنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفَهُ، أَمْ
كَيْفَ يَتَقَلْقَلُ بَيْنَ أَطْبَاقِهَا وَ أَنْتَ تَعْلَمُ
posisinya? Bagaimana mungkin kobarannya mengurungnya
sedangkan Engkau mengetahui kelemahannya? Mana mungkin ia tergelapar-gelepar di
dalamnya sedangkan Engkau mengetahui
صِدْقَهُ،
أَمْ كَيْفَ تَزْجُرُهُ زَبَانِيَتُهَا وَ هُوَ يُنَادِيْكَ يَا رَبَّهْ، أَمْ
كَيْفَ يَرْجُوْ فَضْلَكَ فِي عِتْقِهِ مِنْهَا فَتَتْرُكُهُ
kejujurannya? Bagaimana mungkin Malaikat Zabâniyah
(penjaga neraka) mengenyahkannya sedangkan ia menyeru-Mu, “Ya Rabbî”? Bagaimana
mungkin ia mengharapkan anugrah-Mu untuk membebaskannya dari (sengatan api)nya
lalu Kau biarkan ia
(فَتَتْرُكَهُ) فِيْهَا، هَيْهَاتَ مَا ذَلِكَ الظَّنُّ بِكَ وَ لاَ
الْمَعْرُوفُ مِنْ فَضْلِكَ وَ لاَ مُشْبِهٌ لِمَا عَامَلْتَ بِهِ
di dalamnya? Tidak, tidak demikianlah persangkaanku
terhadap-Mu, bukan yang telah dikenal dari anugrah-Mu dan bukan pula seperti
kebaikan-Mu yang pernah Kau perlakukan
الْمُوَحِّدِيْنَ
مِنْ بِرِّكَ وَ إِحْسَانِكَ، فَبِالْيَقِيْنِ أَقْطَعُ لَوْلاَ مَا حَكَمْتَ بِهِ
مِنْ تَعْذِيْبِ جَاحِدِيْكَ وَ قَضَيْتَ بِهِ
orang-orang yang bertauhid dengannya. Dengan penuh
keyakinan aku berani bersumpah, kalau bukan karena keputusan-Mu untuk menyiksa
orang-orang yang mengingkari-Mu dan ketetapan dari-Mu
مِنْ
إِخْلاَدِ مُعَانِدِيْكَ لَجَعَلْتَ النَّارَ كُلَّهَا بَرْدًا وَ سَلاَمًا وَ مَا
كَانَ (كَانَتْ) ِلأَحَدٍ فِيْهَا مَقَرًّا وَ لاَ مُقَامًا
untuk mengekalkan orang-orang yang melawan-Mu (di dalam
neraka), niscaya Kau jadikan seluruh neraka sejuk dan damai serta ia tidak akan
menjadi tempat tinggal bagi siapa pun.
(مَقَامًا)، لَكِنَّكَ تَقَدَّسَتْ أَسْمَاؤُكَ أَقْسَمْتَ أَنْ
تَمْلأَهَا مِنَ الْكَافِرِينَ، مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ أَجْمَعِينَ، وَ أَنْ
Tetapi, Maha Kudus asmâ-Mu, Engkau telah bersumpah untuk
memenuhinya dengan orang-orang kafir dari golongan jin dan manusia seluruhnya
dan
تُخَلِّدَ
فِيْهَا الْمُعَانِدِيْنَ، وَ أَنْتَ جَلَّ ثَنَاؤُكَ قُلْتَ مُبْتَدِئا وَ
تَطَوَّلْتَ بِاْلإَنْعَامِ مُتَكَرِّما، أَ فَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا
mengekalkan kaum durhaka di dalamnya. Dan Engkau, sungguh
agung pujian-Mu, Engkau telah berfirman sebelumnya dan telah memberikan anugrah
(kepada seluruh makhluk) bahwa “apakah orang yang Mukmin itu
كَمَنْ
كَانَ فَاسِقًا لاَ يَسْتَوُوْنَ، إِلَهِيْ وَ سَيِّدِيْ فَأَسْأَلُكَ
بِالْقُدْرَةِ الَّتِيْ قَدَّرْتَهَا، وَ بِالْقَضِيَّةِ الَّتِيْ حَتَمْتَهَا وَ
sama dengan orang yang durjana (fâsiq)? (Sungguh) mereka
itu tidak sama!” Ya Ilâhî, wahai Tuanku, aku memohon kepada-Mu dengan kodrat
yang telah Kau tentukan dan dengan Qadhâ` yang telah Kau tetapkan dan
حَكَمْتَهَا،
وَ غَلَبْتَ مَنْ عَلَيْهِ أَجْرَيْتَهَا، أَنْ تَهَبَ لِيْ فِيْ هَذِهِ
اللَّيْلَةِ وَ فِيْ هَذِهِ السَّاعَةِ كُلَّ جُرْمٍ أَجْرَمْتُهُ
putuskan, serta Engkau pasti dapat mengalahkan orang
dikenainya, agar Engkau mengampuni di malam dan saat ini juga setiap nista yang
pernah kulakukan,
وَ
كُلَّ ذَنْبٍ أَذْنَبْتُهُ وَ كُلَّ قَبِيْحٍ أَسْرَرْتُهُ وَ كُلَّ جَهْلٍ
عَمِلْتُهُ، كَتَمْتُهُ أَوْ أَعْلَنْتُهُ، أَخْفَيْتُهُ أَوْ أَظْهَرْتُهُ، وَ
setiap dosa yang pernah kukerjakan, setiap keburukan yang
pernah kurahasiakan, setiap kebodohan yang pernah kulakukan; yang kusembunyikan
atau kutampakkan, kututupi atau kutunjukkan, dan
كُلَّ
سَيِّئَةٍ أَمَرْتَ بِإِثْبَاتِهَا الْكِرَامَ الْكَاتِبِيْنَ الَّذِيْنَ
وَكَّلْتَهُمْ بِحِفْظِ مَا يَكُوْنُ مِنِّيْ وَ جَعَلْتَهُمْ شُهُودًا عَلَيَّ
مَعَ
setiap kejelekan yang telah Engkau suruh para malaikat
yang mulia untuk mencatatnya; mereka yang telah Kau tugaskan untuk merekam
segala yang ada padaku, Kau jadikan mereka saksi-saksi
جَوَارِحِيْ
وَ كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيْبَ عَلَيَّ مِنْ وَرَائِهِمْ وَ الشَّاهِدَ لِمَا
خَفِيَ عَنْهُمْ، وَ بِرَحْمَتِكَ أَخْفَيْتَهُ، وَ
bersama seluruh anggota badanku, sedangkan Engkau sendiri
menjadi pengawas (segala perilaku)ku di belakang mereka dan saksi bagi apa yang
tidak terpantau oleh mereka. Dengan rahmat-Mu Engkau telah menyembunyikan
(keburukan-keburukan) itu dan
بِفَضْلِكَ
سَتَرْتَهُ، وَ أَنْ تُوَفِّرَ حَظِّيْ مِنْ كُلِّ خَيْرٍ أَنْزَلْتَهُ (تُنْزِلُهُ)،
أَوْ إِحْسَانٍ فَضَّلْتَهُ (تُفَضِّلُهُ)، أَوْ بِرٍّ
dengan karunia-Mu Engkau telah menutupinya; dan agar
Engkau memperbanyak bagianku dari setiap kebaikan yang Engkau turunkan, dari
setiap karunia yang Kau limpahkan, dari setiap keberuntungan
نَشَرْتَهُ
(تَنْشُرُهُ)، أَوْ رِزْقٍ بَسَطْتَهُ (تَبْسُطُهُ)، أَوْ ذَنْبٍ تَغْفِرُهُ، أَوْ
خَطَإٍ تَسْتُرُهُ، يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ،
yang Kau sebarkan, dari setiap rezeki yang Kau curahkan,
dari setiap dosa yang Kau ampuni, atau dari setiap kesalahan yang Kau tutupi.
Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi,
يَا
إِلَهِيْ وَ سَيِّدِيْ وَ مَوْلاَيَ وَ مَالِكَ رِقِّيْ، يَا مَنْ بِيَدِهِ
نَاصِيَتِيْ، يَا عَلِيمًا بِضُرِّيْ (بِفَقْرِي) وَ
ya Ilâhî, wahai Tuanku, wahai Maulâku, wahai Pemiliki
ikhtiarku, wahai Dzat yang di tangan-Nya ubun-ubunku, wahai Dzat yang
mengetahui kesengsaraan dan
مَسْكَنَتِيْ،
يَا خَبِيْرًا بِفَقْرِيْ وَ فَاقَتِيْ، يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ،
أَسْأَلُكَ بِحَقِّكَ وَ قُدْسِكَ، وَ أَعْظَمِ صِفَاتِكَ
kemalanganku, wahai Dzat yang mengetahui kefakiran
dankepapaanku, ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu demi
kebenaran dan kesucian-Mu, demi sifat-sifat dan
وَ
أَسْمَائِكَ، أَنْ تَجْعَلَ أَوْقَاتِيْ مِنَ (فِي) اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ
بِذِكْرِكَ مَعْمُوْرَةً، وَ بِخِدْمَتِكَ مَوْصُوْلَةً، وَ
asmâ-Mu yang agung, jadikanlah waktu malam dan siangku dipenuhi
oleh mengingat-Mu dan senantiasa berkhidmat kepada-Mu, dan
أَعْمَالِيْ
عِنْدَكَ مَقْبُوْلَةً حَتَّى تَكُونَ أَعْمَالِيْ وَ أَوْرَادِيْ (إِرَادَتِيْ)
كُلُّهَا وِرْدًا وَاحِدًا وَ حَالِيْ فِيْ خِدْمَتِكَ
amal-amalku diterima di sisi-Mu sehingga seluruh
perbuatan dan ucapanku menyatu (demi Engkau) dan keadaanku selalu berbakti
kepada-Mu
سَرْمَدًا،
يَا سَيِّدِيْ يَا مَنْ عَلَيْهِ مُعَوَّلِيْ، يَا مَنْ إِلَيْهِ شَكَوْتُ
أَحْوَالِيْ، يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، قَوِّ عَلَى
untuk selamanya. Wahai Tuanku, wahai tempat tumpuan
(hidup)ku, wahai Dzat yang kepada-Nya kuadukan keadaanku, ya Rabbi, ya Rabbi,
ya Rabbi, kokohkanlah
خِدْمَتِكَ
جَوَارِحِيْ، وَ اشْدُدْ عَلَى الْعَزِيْمَةِ جَوَانِحِيْ، وَ هَبْ لِيَ الْجِدَّ
فِي خَشْيَتِكَ وَ الدَّوَامَ فِي
anggota badanku untuk berkhidmat kepada-Mu, teguhkanlah
hatiku untuk melaksanakan niatku, dan anugrahkanlah kepadaku kesungguhan untuk
takut kepada-Mu dan senantiasa
اْلإِتِّصَالِ
بِخِدْمَتِكَ، حَتَّى أَسْرَحَ إِلَيْكَ فِي مَيَادِيْنِ السَّابِقِيْنَ وَ أُسْرِعَ
إِلَيْكَ فِي الْبَارِزِيْنَ (الْمُبَادِرِيْنَ)، وَ
berbakti kepada-Mu sehingga aku dapat bergegas menuju-Mu
bersama para pendahulu, berlari kepada-Mu bersama orang-orang yang berpacu,
أَشْتَاقَ
إِلَى قُرْبِكَ فِي الْمُشْتَاقِينَ، وَ أَدْنُوَ مِنْكَ دُنُوَّ الْمُخْلِصِيْنَ،
وَ أَخَافَكَ مَخَافَةَ الْمُوْقِنِينَ، وَ أَجْتَمِعَ
merindukan untuk dekat ke (haribaan)-Mu bersama
orang-orang yang merindukan-Mu, mendekat kepada-Mu bak dekatnya orang-orang
yang yang tulus, takut kepada-Mu bak takutnya orang-orang yang yakin, dan
berkumpul
فِيْ
جِوَارِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ، اَللَّهُمَّ وَ مَنْ أَرَادَنِيْ بِسُوْءٍ
فَأَرِدْهُ وَ مَنْ كَادَنِيْ فَكِدْهُ، وَ اجْعَلْنِيْ مِنْ أَحْسَنِ
di haribaan-Mu bersama Mukminin. Ya Allah, barangsiapa
bermaksud buruk kepadaku, balaslah ia dan barangsiapa ingin memperdayakanku,
perdayakanlah ia, jadikanlah aku hamba-Mu yang paling baik
عَبِيْدِكَ
نَصِيْبًا عِنْدَكَ وَ أَقْرَبِهِمْ مَنْزِلَةً مِنْكَ وَ أَخَصِّهِمْ زُلْفَةً
لَدَيْكَ، فَإِنَّهُ لاَ يُنَالُ ذَلِكَ إِلاَّ بِفَضْلِكَ، وَ جُدْ
nasibnya di sisi-Mu, yang paling dekat kedudukannya
dengan-Mu, dan yang paling paling istimewa tempatnya di dekat-Mu; karena semua
itu tidak akan tercapai kecuali dengan karunia-Mu, limpahkanlah
لِيْ
بِجُودِكَ، وَ اعْطِفْ عَلَيَّ بِمَجْدِكَ، وَ احْفَظْنِيْ بِرَحْمَتِكَ، وَ
اجْعَلْ لِسَانِيْ بِذِكْرِكَ لَهِجًا، وَ قَلْبِيْ
kemurahan-Mu padaku, sayangilah daku dengan keagungan-Mu,
jagalh diriku dengan rahmat-Mu, gerakkanlah lidahku untuk selalu berdzikir
kepada-Mu dan penuhilah kalbuku
بِحُبِّكَ
مُتَيَّمًا، وَ مُنَّ عَلَيَّ بِحُسْنِ إِجَابَتِكَ، وَ أَقِلْنِيْ عَثْرَتِيْ، وَ
اغْفِرْ زَلَّتِي، فَإِنَّكَ قَضَيْتَ عَلَى عِبَادِكَ
dengan cinta kepada-Mu, anugrahkanlah kepadaku ijâbah-Mu
yang baik, dan ampunilah ketergelinciranku. Sungguh Engkau telah mewajibkan
kepada hamba-hamba-Mu
بِعِبَادَتِكَ،
وَ أَمَرْتَهُمْ بِدُعَائِكَ، وَ ضَمِنْتَ لَهُمُ اْلإِجَابَةَ، فَإِلَيْكَ يَا
رَبِّ نَصَبْتُ وَجْهِيْ، وَ إِلَيْكَ يَا رَبِّ
untuk beribadah kepada-Mu dan Engkau perintahkan mereka
untuk berdoa kepada-Mu, serta Engkau menjamin kepada mereka untuk
mengabulkannya. Maka, kepada-Mu, ya Rabbi, kini kuhadapkan wajahku dan
kepada-Mu, ya Rabbi,
مَدَدْتُ
يَدِيْ، فَبِعِزَّتِكَ اسْتَجِبْ لِيْ دُعَائِيْ، وَ بَلِّغْنِيْ مُنَايَ، وَ لاَ
تَقْطَعْ مِنْ فَضْلِكَ رَجَائِيْ، وَ اكْفِنِي
kupanjatkan tanganku. Maka, demi kemuliaan-Mu,
perkenankanlah doaku, sampaikan daku kepada cita-citaku, jangan Kau putuskan
harapanku akan karunia-Mu, dan lindungilah aku
شَرَّ
الْجِنِّ وَ اْلإِنْسِ مِنْ أَعْدَائِيْ، يَا سَرِيْعَ الرِّضَا، اغْفِرْ لِمَنْ لاَ
يَمْلِكُ إِلاَّ الدُّعَاءَ، فَإِنَّكَ فَعَّالٌ لِمَا
dari kejahatan jin dan manusia musuh-musuhku. Wahai Dzat
yang Maha Cepat ridhâ-Nya, ampunilah hamba yang tidak memiliki apa pun kecuali
doa, karena Engkau akan melakukan apa yang
تَشَاءُ،
يَا مَنِ اسْمُهُ دَوَاءٌ وَ ذِكْرُهُ شِفَاءٌ وَ طَاعَتُهُ غِنًى، ارْحَمْ مَنْ
رَأْسُ مَالِهِ الرَّجَاءُ، وَ سِلاَحُهُ
Kau kehendaki. Wahai Yang asmâ-Nya adalah obat,
mengingat-Nya adalah penyembuh, dan ketaatan-Nya adalah kekayaan, kasihanilah
hamba yang modal utamanya hanya harapan dan senjatanya
الْبُكَاءُ،
يَا سَابِغَ النِّعَمِ، يَا دَافِعَ النِّقَمِ، يَا نُورَ الْمُسْتَوْحِشِينَ فِي
الظُّلَمِ، يَا عَالِمًا لاَ يُعَلَّمُ، صَلِّ عَلَى
adalah tangisan. Wahai Penabur nikmat, wahai Penolak
bencana, wahai Cahaya (yang menerangi) mereka yang terhempas dalam kegelapan,
wahai Yang Maha Tahu tanpa diberitahu, limpahkanlah shalawat-Mu atas
مُحَمَّدٍ
وَ آلِ مُحَمَّدٍ، وَ افْعَلْ بِيْ مَا أَنْتَ أَهْلُهُ. وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى
رَسُولِهِ وَ الاَئِمَّةِ الْمَيَامِيْنِ مِنْ آلِهِ
Muhammad dan keluarga Muhammad, dan lakukanlah atas
diriku apa yang layak bagi-Mu. Semoga Allah selalu mencurahkan shalawat dan
salam atas Rasul-Nya dan para imam yang mulia dari
(أَهْلِهِ) وَ سَلَّمَ تَسْلِيمًا (كَثِيرًا)
kalangan keluarganya.
0 komentar:
Posting Komentar