Sungai itu dulunya tempat mandi, nyuci pakaian,
dan sumber air minum
orang orang desa...!!
Loh, yang benar toh Ke..?
Oh iya, banyak loh,, yg jadi
pemimpin sekarang dulunya mandi disitu.
termasuk Kakek juga..!!
Ah,,Kakek
mungkin kebanyakan menghayal
atau jangan jangan kakek ngarang cerita sendiri..?
______________________________________________________________
Cerita ini dimulai diatas perahu ukuran 15x3 meter, lumayan
panjang dan besar tapi cepat jalannya. Dengan memasang wajah murung, Aku duduk
santai diatas dek perahu yang cukup
banyak dikenali itu, “Mandjioli 03” sebut saja begitu, karena banyak yang
menyebutnya begitu dan tangan sebelah
kiri memegang HP jadul buatan china. “Biarpun
jadul tapi itu hadia ulang tahun dari bapak”. Memakai baju compang camping,
Ku berdiri tegak sambil nyalakan HP mencari sisa-sisa sinyal yang nyasar. Tapi
tak ada satupun sinyal yang muncul di ujung kiri Hpku. Duduklah Aku. Menoleh
kekanan, banyak orang yang serius entah apa yang dibicarakan. Sedangkan menoleh
kekiri, ada banyak sekali sekumpulan orang tua yang asik membicarakan politik.
Tetaplah aku menoleh kekiri sampil nguping. “Apasih
sebenarnya yang dibicarakan..?”.
Perahu semakin dekat ke pulau gamjaha, sambil
menunggu. Aku sempatkan diri mendengar cerita orang tua di samping kanan yang
dari tadi ngomelnya ngelantur kemana mana. Apasih yang dibicarakan orang tua
itu..? Ternyata itu adalah cerita jaman dulu, cerita mulai dari nenek moyang
sampai ke jamannya semua di ceritain. Aspek yuridis, sosiologis, kultural dan
bahkan sampai hubungan biologis jugapun di ceritain. Entah itu benar ataukah
cuman karangnya saja. Tapi, ada satu cerita yang ingin ku tanyakan pada lelaki
tua, kurus dan berwajah dekil itu. Ingin kutanyakan sesuatu, sesuatu yang
mengganjal dihatiku, sesuatu yang sangat meresahkan, mengganggu, kotor, bau
busuk, susah di urusin dan susuh dibersihin.
Aku tenangkan diri sebentar dan nyalakan sebatang rokok
yang barusan diberikan teman, matahari semakin panas. Tapi perahu masih sejajar dengan pulau
gamjaha. Langsung saja ku tanyakan cerita itu. Cerita tentang sungai kecil tepatnya di dusun satu desa bibinoi“ Air Lepa”. masyarakat menyebutnya
seperti itu.( Air Lepa artinya air yang
kotor, bau busuk, atau bisa saja di sebut air bekas comberang).
Eh
Tete ?, sapaku dengan nada yang lembut.
Betulkah
ceritanya seperti itu ? tanyaku .
Iya
betul, Sungai itu dulunya tempat mandi, tempat nyuci dan sumber air minum
orang-orang desa...!!
Loh, yang benar toh ke..?
iyo
gitu, banyak loh,, yg jadi pemimpin sekarang dulunya mandi disitu. termasuk
kakek juga..!!
Ah,,kakek
terlalu banyak menghayal atau jangan jangan kakek ngarang cerita sediri..?
Anak
kurag ajar dikasih tau kok ngk percaya.
Mosok,,se
?
Tak terlihat muka dua atau penyair di wajah berusia 56 tahun itu,
kata-katanya begitu tegas, setiap kata yang diucapkan tergambar jelas dimatanya
penuh kekecewaan dan rasa benci yang mendalam. Entah apa itu saya juga ngk tau.
Tapi wajah kakek itu tiba-tiba manjadi merah saatku tanyakan kenapa sungainya
tak sejernih dan bening dulu lagi ?
Taunya saya, itu sungai sekarang dijadikan tempat
parkir perahu, tempat operasi perahu dan tempat sampah masyarakat, bekas papan
rumah, bekas kotoran manusia, bekas ranting pohon, bekas air comberang, bekas
bangakai kapal atau perahu dan bahkan bangkai binatangpun di buang dalam sungai
itu.
Oh,,Gusti..?
apa
jadinya bumi..?
Sungguh, sungai milik
Bumi memang indah, namun ternyata dia tak akan pernah indah tanpa mahluk hidup didalamnya,
dulu mahluk hidup sering muncul menghiasi sela sela sungai itu. Tapi sungguh, keadaan itu tak seterus
selamanya begitu. Sekarang yang
ada hanyalah pemandangan getar hati dan menyeramkan. Kegelisahan sungguh tak
terkira, Bumi gelisah, alam gelisah, Ikan gelisah, karang gelisah, sungai
gelisah, tunbuhan gelisah, pantai gelisah, manusia gelisah,semua mahluk hidup
yang ada disekitarnya gelisah. Selamanya hanya akan ada kegelisahan kegelisahan
dan kegelisahan jua. Hal ini disebabkankan karna tak adanya cinta dan cinta.
Yeah cinta.!!
Alam menjadi marah karena banyak manusia yang tak
mengerti perasaannya, sebagai manusia dan sebagai alam yang sama sama mempunyai
satu tuan. Seharusnya saling menjaga bukan saling menyakiti. Alam adalah sumber
kehidupan manusia dan manusia sebagai mahluk paling sempurna di alam semesta,
sebagai mahluk yang mulia di antara mahluk mahluk lain-Nya. Semestinya saling
mendoakan dan menjaga sanatullah yang telah diberikan Tuhan. Bukan menyalahi
kodrat yang diberikan Tuhan dan menjadi mahluk penyiksa. Perusak, pengacau dan
penghina mahluk-mahluk lain-Nya.
Oh,,Gusti
? maafkan kami..!!
Waktu
menunjukan pukul 09:20 dan semua penumpang mulai tak sabar turun ke dermaga.
Aku tengok ke sebelah kiri, ingin kusapah kembali orang tua yang ajak bicara
tadi. Tapi, orang tua itu turun duluan, tak terdengar lagi suara suara ngoceh
penumpang, semua mencari jalan masing masing. Satu persatu penumpang hilang di
bawa angkot dan orng tua itu terus berjalan dan berjalan semakin jauh dari
pelabuhan kemudian menghilang pelan pelan.
Oh iya,,siapa nama kakek tua itu..? Aku lupa tanya namanya...!!
Oleh: Mustawan Hi Achmed
0 komentar:
Posting Komentar